NUANSA BENING

Gemintang indah bertaburan hiasi damaiku
Buih-buih mega putih digelap angkasa menggumpal mesra
Kututup kelopak mataku, bibir menggumam panggil namamu
Semburan kilatan kuning dan oranye dari senyuman bulan
Mematriku yang sedang terkurung  diruang khayal

Duduk termenung dipantai malam diromantis ornamen langit
Hanya ada bayangku menemani diantara butiran pasir putih
Aku hayati deruan ombak menjamah lembut pantai bersuara alam
Jari telunjuk mulai menari melukis wajah yang timbul diinspirasiku
Terlihat hidup dalam remang kabut keemasan diamnya malam

Sayang, temukan aku dihatimu
Rengkuhlah perasaanku bila melemah jatuh
Jika aku berarti bagimu, datanglah kesisiku hari ini

Akan ada hanya aku dan kamu bersanding dihalusnya sutra
Dalam peluk kasih sayang sayap bidadari nuansa bening

Dirimu selalu mengisi imajinasiku dalam setiap detak nadiku
Aku ingin kau ada disini, memelukku dalam sayangmu
Akan menentramkan asaku, bagai lautan biru yang tertidur pulas
Lagu-lagu mimpi telah tercipta, buah dari rasa memuja warna merah
Desahan liar angin turut menanggung kisah cinta dalam angan

Tangga-tangga warna malammu, raihlah diriku keawan
kuingin bersamamu diantara tabir dunia misterimu
Rintik hujan tak mampu menghapus jejaknya ditembok asmara
Riaknya air sungai selalu membawa bayangnya kehulu hati
Dan dentingan piano membelengguku dalam penantian panjang

Nuansa-nuansa bening
Betapa aku membiru syahdu, bagai nyanyian hutan malam
Hiasan-hiasan bungamu mewangi membuaiku diujung temaram senja
Nuansa-nuansa bening
Hadirkan dia disini, bersama senandung panorama cantikmu


Nenen GunadiOct 07-08  15:19Edmonton AB, Canada


“Is there a problem?” she finally asked.
“Oh, no!  No problem.”  He glanced over her shoulder at the worn, exhausted occupants she shared the cell with.  Then he brought his eyes back to her.  She noticed his eyes did not meet hers… they simply drifted lower, arrogantly scanning her body, stopping at chest level.  “There is only one small matter…” he finally continued.
Feeling a small terror blossoming deep in her stomach, she weakly asked, “And…  the matter… is… ?”
His eyes never rising to meet hers, he continued,
“A small matter of three hundred thousand Rupiahs…”


 


Nenen's Books